Untuk meningkatkan Kompetisi SDM Karyawan dan Karyawati Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan dalam menganalisa Kinerja Makro Pembangunan Daerah diselengarakanlah Workshop pengenalan Tabel Input Output dalam Perencanaan Pembangunan Daerah. Acara ini dibuka oleh Kepala Bappeda dan di pandu narasumber yang terdiri dari beberapa dosen dan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis ULM Banjarmasin di Hotel Golden Tulip, Banjarmasin pada hari sabtu 28 November 2020.
Di dalam menentukan strategi pembangunan, dibutuhkan ketersediaan data dan alat analisis yang relevan guna membantu pembuat keputusan membuat perencanaan pembangunan yang sesuai dengan potensi daerahnya.
Keadaan penerimaan pemerintah daerah secara umum masih tergantung pada pemerintah pusat. Tabel 1 menunjukkan bahwa penerimaan asli daerah rata-rata pemerintah daerah tanpa Provinsi hanya 6.22% dari total penerimaan daerah. Sementara sumber penerimaan dari pusat berupa dana perimbangan merupakan bantuan dari pemerintah pusat rata-rata 90.33% dari total penerimaan daerah. Data tersebut memberikan indikasi bahwa struktur penerimaan pemerintah daerah belum begitu berkembang. Hal ini sejalan 3 dengan perkembangan ekonomi di daerah tersebut. Dari berbagai studi (Radianto 1997, Simanjuntak 1999), tingginya PAD berkait erat dengan kegiatan ekonomi yang dicerminkan oleh besarnya PDRB. Fakta tersebut memberikan indikasi bahwa pemerintah daerah memiliki kendala dana untuk memacu pertumbuhan ekonomi daerah, karena sumber penerimaan masih bertumpu pada dana perimbangan.
Dengan melihat berbagai kemudahan untuk membuat data base perencanaan melalui pembuatan tabel Input-output, maka strategi pembangunan setiap daerah akan lebih mudah dibuat sesuai dengan potensi daerahnya masing-masing. Selain itu, sinkronisasi antar daerah akan lebih mudah dilakukan, karena ketersediaan metoda hibrida yang biayanya relatif murah dengan tingkat akurasi yang memadai, sehingga dimungkinkan membuat Tabel input-output antar daerah (inter-regional input-output table). Atau dengan kata lain, tidak hanya sebuah tabel input-output untuk sebuah daerah, tetapi mencakup sejumlah kabupaten dan kota di Kalsel, sehingga aliran barang dan jasa antar kabupaten dan kota akan terlihat dan strategi yang dibuat mencakup seluruh pemerintah kota dan kabupaten se Kalsel, sehingga akan terjadi optimalisasi sumber daya yang tersedia. Jadi dengan otonomi daerah, tersedia peluang bagi daerah untuk mengembangkan potensi daerahnya dengan perencanaan pembangunan dan strategi yang tepat sehingga pembangunan di daerah dapat lebih dipacu.