Pemprov kalsel Lepas Perdana produk Olahan Porang ke Jepang

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melepas ekspor perdana produk olahan tanaman porang. Total 10 ton keripik porang (porang chips) asal Balangan dikirim ke Jepang.

Pj Sekretaris Daerah Kalimantan Selatan, Roy Rizali Anwar, mengatakan tanaman porang memiliki potensi yang sangat besar, didukung dengan proses budidaya yang mudah dan banyak tumbuh di hutan Kalimantan.

“Semoga ini tidak menjadi ekspor yang pertama dan terakhir, tapi jadi tonggak awal mula pengembangan porang di Kalimantan Selatan,” kata Roy, Banjarmasin, Senin (12/4/2021).

Menurut Roy, ekspor perdana porang chips membuktikan dukungan yang kuat terhadap petani dan pelaku usaha pertanian di Kalsel, khususnya di Balangan.

”Kabupaten Balangan, menjadi kabupaten pertama di Kalsel yang mengekspor porang ke negara Jepang. Hal ini menjadikan nilai tinggi bagi kita untuk membudidayakan tanaman porang tersebut. Mudah-mudahan ke depan tanaman porang ini bisa ditanam merata di seluruh kabupaten di Kalimantan Selatan,” harap Roy.

Untuk mendukung keinginan tersebut, Roy meminta Dinas Tanaman, Pangan dan Holtikultura Kalsel untuk membuat kajian dan rencana teknis pengembangan tanaman porang, agar bisa menjadi salah satu subsektor unggulan di Kalsel.

“Nanti Dinas TPH buat kajian rencana teknis pengembangan ke depan, Saya berharap porang ini bisa jadi salah satu prioritas pertanian di Kalsel,” tutur Roy.

Sejalan dengan hal itu, Bupati Balangan, Abdul Hadi berkomitmen untuk menjadikan porang sebagai komoditas unggulan dan berkelanjutan dari kabupaten berjuluk bumi sanggam tersebut.

“Seperti kata PJ Sekda Kalsel, ekspor perdana ini bukan untuk gagah-gagahan, kami berkomitmen agar porang ini menjadi komoditas unggulan dan berkelanjutan dari Kabupaten Balangan,” ucap Hadi.

Dia pun akan mendorong tanaman porang agar diminati petani-petani di Balangan.

“Dari sisi permodalan, kami akan minta kepada pihak bank daerah untuk bisa memberikan kemudahan untuk biaya awal petani porang kita, karena untuk satu hektarnya diperlukan biaya sekitar Rp90 Juta,” jelas Hadi.

Sumber : https://diskominfomc.kalselprov.go.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *